Sebiji Kurma di Saat Berbuka

Anjuran berbuka puasa dengan sebiji kurma dan seteguk air termaktub dalam sabda Rasulullah saw:  “Apabila kalian berbuka puasa maka berbukalah dengan buah kurma karena buah kurma merupakan buah yang banyak mengandung berkah. Jika kalian tidak mempunyai buah kurma, maka berbukalah dengan air karena air merupakan sesuatu yang suci”. (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Buah kurma bukan hanya buah yang tumbuh di padang pasir dan dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal di sekitarnya, tapi buah ini juga sangat cocok untuk semua manusia di bumi ini, termasuk Indonesia. Buah kurma dalam bahasa Arab diungkapkan dengan istilah yang berbeda-beda: al-nakhl (pohon kurma), al-balah (kurma mentah), al-tamr (kurma kering), dan al-ruthab (kurma basah). Kurma memiliki ciri pohon yang berusia panjang, hanya tumbuh di daerah panas, batang pohonnya menjulang tinggi, dan daunnya seperti lembing berduri.

Dr. Jabbar An-Nu’aimi dan Dr. al-Amir ‘Abbas Ja’far dari Universitas Basrah, dalam buku Faslajah wa Tasrih wa Murfuluji Nakhlati t-Tamr (fisiologi, Anatomi, dan Marfologi Pohon Kurma) menemukan hasil penelitian tentang kurma tersebut. Buah kurma memiliki komposisi kimia yang istimewa di mana setiap buah kurma mengandung kadar gula berkisar antara 75-87%. 50% adalah glukosa (gula anggur) dan 45% adalah fruktosa (gula buah); zat-zat lain seperti karbohidrat, protein, lemak, dan sejumlah unsur lain yang penting, serta vitamin. Fruktosa bersama selulosa berpengaruh mengaktifkan gerakan cacing usus.

Fosforus merupakan bahan yang amat penting dalam menutrisi bilik-bilik otak dan masuk ke dalam struktur senyawa fosfat. Setiap kurma kering mengandung 70,6% karbohidrat, 2,5% lemak, 1,32% garam mineral yang mengandung komposisi kalsium, zat besi, fosfor, magnesium, potasium, tembaga, asam, kobalt, zinc (seng), serat 10% (poliester), vitamin A, B1, B2, B12, dan C, sedikit selulosa. Kurma mengandung zat gula sakrosa (gula makanan) dan pati granul (starch granule). Kurma mengandung unsur pengikat rahim yang membantu persalinan, mencegah terjadinya pendarahan usai persalinan. Unsur tersebut mirip dengan aksitosin. Kurma merupakan bahan dasar dari obat baru yang dikenal dengan Diostolens. Zat ini sangat penting untuk penyakit rheumatik dan beberapa penyakit mata. Zat pektin (pectin) yakni zat perekat yang timbul dari buah yang sudah masak. Protopektin, asam kalori, asam fosporic, asam carpic, asam malat (malic acid), Asam cerotic, asam oksalat, asam formika, asam acetic, flavonoid, flavonol, antosionin, karotenoid, likubin, alfa karotin, pottasium, belerang, sodium, klorin (chlorine), magnesium, zat besi, mangan, tembaga, karbalat, flour (fluoride), Vitamin A, B1, B2, B7, Vitamin C, D, Asam volat (folic acid).

Mengkonsumsi kurma juga dapat menjaga kelembaban dan cairan mata, serta mencegah agar kornea mata tidak mengalami glukoma atau kerabunan dan mempertajam daya lihat. Para pilot Amerika, semasa perang dunia II, saat mengadakan penyerbuan malam hari banyak mengkonsumsi kurma untuk membantu mereka membedakan arah sasaran dalam kegelapan.

Rasulullah SAW menganjurkan berbuka puasa dengan kurma karena buah itu memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan bagi orang yang sedang berpuasa. Perlu kita ingat bahwa kurma basah (ruthab) atau kurma kering (tamr) mengandung zat gula glukosa dan juga sukrosa, jenis zat gula ini amat mudah diserap oleh lambung dan usus hanya dalam waktu sekitar 5-10 menit, kurma mengandung 25% zat gula dan 68% air dan buah kurma dapat mengurangi rasa lapar sehabis berbuka.

Oleh karena itu al-Quran menceritakan ketika Ibunda Maryam akan melahirkan Nabi Isa AS, Beliau memakan buah kurma. “Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu; maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu.” [QS. Maryam : 25-26]. Demikian pula Rasulullah memberikan resep ini bagi ibu-ibu setelah melahirkan, Beliau bersabda: “Berilah makan istri-istri kalian semasa nifas dengan kurma. Sesungguhnya barangsiapa wanita yang makan kurma semasa nifas, maka bayinya akan keluar dengan lancar. Sebab kurma adalah makanan Bunda Maryam saat dia akan melahirkan. Seandainya ada makanan yang lebih baik, lebih bergizi, lebih bermanfaat tentu ia akan mengkonsumsinya.” [HR Tirmidzi]. Wallahu a’lam.

Lora H. Abu Dzarrin al-Hamidy, M. Ag. Direktur Madin Asshomadiyah

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts