Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْدُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فقال تعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. (آل عمران 102).
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Salat Jumat Rahimakumullah
Pada siang hari yang penuh berkah ini, mari kita bersyukur kepada Allah SWT., kita mantapkan hati kita, kita senandungkan rasa syukur dan terimakasih kita sepenuh jiwa dan raga kepada Allah Swt., karena sejatinya Allah Swt. telah memberikan kenikmatan yang begitu besar kepada kita, melengkapi bekal kebutuhan hidup kita, tidak hanya kehidupan di dunia, namun juga kehidupan di akhirat.
Allah SWT. berfirman dalam QS. Ibrahim 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ. (إبراهيم: 7)
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Maka di antara tujuan bersyukur kepada Allah adalah menambah rasa cinta kita kepada Allah Swt. Sebab dikatakan, bahwa ketika kita mengingat jasa-jasa orang lain kepada kita, maka hati kita akan bertambah condong dan senang kepadanya. Maka bagaimana dengan Allah yang telah sepenuhnya memberikan kita fasilitas kehidupan. Tatkala kita bersyukur kepada-Nya, niscara hati kita selalu condong kepada-Nya, karena merasa bahwa segala yang melekat dalam tubuh ini semata-mata karena pemberian Allah Swt.
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Salat Jumat Rahimakumullah
Yang kedua, dalam momen yang penuh berkah ini, saya mengajak kepada diri saya sendiri dan kepada para hadirin sekalian untuk senantiasa berupaya menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Sebab mengapa? Sebab kondisi keimanan seseorang tidaklah stagnan. Ketakwaan dan keimanan seseorang bersifat fluktuatif; berubah-ubah setiap saat. Tergantung momen, lingkungan dan pergaulan dalam kesehararian kita.
الإِيْمَانُ يَزِيْدُ وَيَنْقُصُ.
Keimanan itu terkadang bertambah, dan terkadang berkurang.
Bisa jadi saat ini kita sedang berada dalam nuansa yang begitu religius; kita sedang berada di masjid untuk bersama-sama melaksanakan salat, maka iman kita sedang kuat dan bertambah. Namun siapa sangka, ketika kita berada di waktu yang berbeda. Ketika kita berada di sekolah, di pasar, di tempat kerja dan di tempat-tempat yang lain, iman kita justru sedang diuji bahkan keteguhannya terancam oleh situasi dan kondisi. Oleh sebab itu, dalam momentum apapun, kita harus senantiasa berusaha untuk menjaga keteguhan iman kita dan mempertebal ketakwaan kita kepada Allah Swt.
Maka, dengan berbekal keimanan dan ketakwaan itulah kita berusaha untuk menjadi seorang hamba siap mengarungi kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat. Sebab sebaik-baiknya bekal kita, baik bekal di dunia ataupun bekal di akhirat, tidak lain dan tidak bukan adalah takwa kepada Allah Swt.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ. (البقرة: 197)
Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Salat Jumat Rahimakumullah
Agama Islam adalah agama yang toleran. Dalam Islam, banyak pesan-pesan yang mendidik pemeluknya untuk saling bertoleransi antar sesama. Bahkan, dalam ajaran Islam itu sendiri banyak opsi-opsi toleransi yang bisa ditempuh oleh pemeluknya sebagai sebuah alternatif. Di antaranya adalah dalam ibadah haji. Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali Imran 97:
وَ للهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi seluruh pemeluk agama Islam. Sebagai sebuah rukun, maka konsekuensinya adalah keislaman seseorang tidaklah sempurna tanpa ibadah haji.
Namun, perlu diingat, bahwa ibadah haji adalah ibadah yang tidak hanya bersifat rohani, namun juga ibadah yang bersifat fisik bahkan finansial. Tidak semua orang tercipta sebagai pemeluk agama Islam yang mampu melaksanakan ibadah haji. Oleh karenanya, dalam ayat tersebut ditegaskan kembali bahwa kewajiban melaksanakan ibadah haji adalah bagi orang yang mampu melaksanakannya; baik mampu secara fisik, atau pun mampu secara finansial. Di sinilah bentuk kepedulian Islam yang sangat perhatian terhadap kondisi pemeluknya.
Tidak hanya itu, selain Islam memang memberikan toleransi dengan kewajiban ibadah haji hanya bagi yang mampu, Islam juga memberikan solusi berupa ibadah-ibadah alternatif sebagai pengganti ibadah haji yang bisa dilakukan oleh pemeluknya yang tidak mampu secara langsung menunaikan ibadah haji. Ibadah-ibadah tersebut memiliki nilai yang sama dengan ibadah haji. Di antaranya adalah:
Pertama, Salat Subuh berjamaah, lalu duduk berzikir sampai terbitnya matahari
Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjamaah lalu ia duduk sambil berzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua rakaat, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh. Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Al-Tirmidzi).
Kedua, berbakti kepada orang tua
Disebutkan dalam sebuah hadis:
فَقَدْ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: إِنِّي أَشْتَهِي الْجِهَادَ وَلا أَقْدِرُ عَلَيْهِ، قَالَ: هَلْ بَقِيَ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ ؟ قَالَ: أُمِّي، قَالَ: فَأَبْلِ اللَّهَ فِي بِرِّهَا، فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأَنْتَ حَاجٌّ، وَمُعْتَمِرٌ، وَمُجَاهِدٌ، فَإِذَا رَضِيَتْ عَنْكَ أُمُّكَ فَاتَّقِ اللَّهَ وَبِرَّهَا.
Ada seseorang yang mendatangi Rasululah Saw. dan ia sangat ingin pergi berjihad namun tidak mampu. Rasulullah Saw. bertanya kepadanya apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup. Ia jawab, ibunya masih hidup. Rasulullah pun berkata padanya, “Bertakwalah pada Allah dengan berbakti kepada ibumu. Jika engkau berbakti kepadany, maka statusnya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR. Al-Thabrani).
Ketiga, Salat lima waktu berjamaah di masjid
Rasulullah Saw. bersabda:
فقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ.
Rasulullah Saw. bersabda: Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci menuju shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji. (HR. Abu Dawud; Ahmad)
Keempat, Menuntut ilmu dan menghadiri majelis taklim
Rasulullah Saw. bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ.
Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR. Al-Thabrani).
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Salat Jumat Rahimakumullah
Begitulah Islam; agama yang toleran. Perhatian kepada pemeluknya. Menyediakan pilihan-pilihan alternatif yang bisa ditempuh oleh pemeluknya. Tatkala tak mampu melakukan pilihan kewajiban yang pertama, maka bisa mengamalkan pilihan-pilihan yang lain sebagai sebuah upaya untuk tetap menjadi hamba yang sempurna dalam keterbatasannya dan tetap menghaturkan penghambaannya kepada Allah Swt. Opsi-opsi inilah yang pelu kita pahami, kita cari kesempatannya, lalu kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mudah-mudahan kita termasuk hamba Allah Swt. yang senantiasa diberi kesempatan untuk terus menghamba kepada-Nya.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَالْبَشَرِ. اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَ سَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوْا حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فقال تعالى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آل سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ وَبَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ للْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ واِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالـمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Ustadz Muhammad Al-Mubassyir, M.Pd