Pengurus Pondok Pesantren Asshomadiyah, Burneh, Bangkalan, Madura menggelar Istighosah rutin setiap Jum’at Pahing, di Masjid Baitul Karim, Jumat (28/10/2022).
Ratusan jamaah penuhi masjid Baitul Karim untuk mengikuti istighosah,diantaranya para santri dari semua asrama di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Asshomadiyah, selain itu diikuti oleh guru, dan masyarakat umum.
Dr. KH. Abu Dzarrin al Hamidy, M.Ag. yang akrab disapa Lora Dzarrin dalam tausiahnya mengajak para jamaah untuk senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.
“Alhamdulillah kita semuanya dalam keadaan sehat wal ‘afiyat, kita gunakan kesempatan yang ada untuk semaksimal mungkin melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat, termasuk mengikuti istighosah ini,” kata Lora Dzarrin.
Lora Dzarrin juga berharap agar jamaah agar mengamalkan ilmunya dengan baik agar memiliki manfaat langsung bagi orang banyak.
“kita seyogyanya terus memantapkan komitmen untuk selalu mengamalkan ilmu, sedikit ilmu yang kita miliki langsung kita amalkan. Inilah ciri ilmu manfaat yang akan mendapatkan jaminan keberkahan.” harap Lora Dzarrin.
Dalam Al_Qur’an Surat Ali Imran ayat 79, pada intinya kita harus menjadi Rabbani, yakni senantiasa mendidik diri kita, melatih dan terus berlatih, memperbaiki diri dari waktu ke waktu menjadi lebih baik lagi.
Diakhir tausiahnya Lora Dzarrin yang aktif juga sebagai Dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya menjelaskan perbedaan tentang tarbiyah dan ta’lim.
“dalam dunia pendidikan, dijumpai dua istilah, yaitu Tarbiyah (pendidikan) dan Ta’lim (pengajaran). Kalau yang kedua (ta’lim) hanya bersifat rasional dan intelektual semata, mencari ilmu untuk supaya paham, sementara Tarbiyah lebih kepada upaya membangun mental tangguh dan karakter kebaikan.” kata Lora Dzarrin.
Dalam bahasa Arabnya pengasuh adalah murabbi, bukan mu’allim. Istilah yang disebut kedua (mu’allim)hanya mengajar lahiriah atau transformasi ilmu pengetahuan. sementara istilah pertama (murabbi) lebih kepada mengasah batiniah atau transformasi nilai.
Semoga kita semua menjadi rabbani untuk diri kita, keluarga kita, lingkungan sekitar kita, dan menjadi “rabbani” bagi masyarakat luas, āmīn.**