لا قيمة للخشب أمام الذهب
لكنك عندما تكاد تغرق ستمسك بالخشب ولن تلتفت الى
الذهب ،قيمة الشيء تتضح عند الحاجة اليه
Sebatang kayu tidak ada nilainya di hadapan emas akan tetapi saat engkau tenggelam, engkau akan memegang erat sebatang kayu dan tidak akan menoleh kepada emas, Sesuatu akan nampak nilainya di saat ( kita ) membutuhkannya..
Di hadapan gemerlap dunia, emas selalu tampak lebih berharga daripada sebatang kayu. Kilauannya menggoda, nilainya tinggi, dan ia menjadi simbol kemewahan serta kebanggaan. Namun, di titik di mana hidup benar-benar diuji, saat ombak menerjang dan bahaya mengancam, emas kehilangan maknanya. Sebatang kayu yang sederhana, yang mungkin sering diabaikan, justru menjadi penyelamat yang paling berharga.
Begitulah kehidupan. Apa yang tampak bernilai di kala senang sering kali tak berguna di saat sulit. Harta dan kemewahan tak selalu menjadi pegangan ketika hati gelisah dan jiwa dilanda kesulitan. Justru hal-hal sederhana—keimanan, ketulusan, dan kasih sayang—yang menjadi penyelamat sejati. Seperti sebatang kayu di tengah badai, hal-hal yang sering kita abaikan bisa menjadi penolong yang tak ternilai saat kita benar-benar membutuhkannya.
Ramadan mengajarkan kita untuk melihat kembali nilai hakiki dalam hidup. Bukan pada kilauan dunia, tetapi pada makna yang lebih dalam—kesabaran, keikhlasan, dan ketakwaan. Di saat kita lapar dan dahaga, kita menyadari bahwa nikmat sekecil air seteguk lebih berharga dari segala kemewahan. Begitu pula dalam hidup, yang sederhana dan penuh makna akan lebih berarti di saat kita benar-benar membutuhkannya.