Dalam momentum Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, KH. Muad Makki, Pengasuh Pondok Pesantren Asshomadiyah Burneh, Bangkalan, Madura, menyampaikan pesan mendalam tentang makna kurban dan pentingnya memperkuat nilai-nilai sosial di tengah masyarakat.
KH. Muad Makki menegaskan bahwa Idul Adha bukan sekadar seremonial penyembelihan hewan kurban, melainkan momentum spiritual untuk meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan ketaatan Nabi Ismail AS.
“Idul Adha mengajarkan kita tentang arti keikhlasan, pengorbanan, dan kepatuhan total kepada perintah Allah SWT. Tapi lebih dari itu, kita diajak untuk membumikan semangat itu dalam kehidupan sosial—dengan berbagi, peduli terhadap sesama, dan menguatkan ukhuwah,” tutur beliau.
Lebih lanjut, KH. Muad Makki juga menekankan pentingnya memaknai kurban sebagai bentuk solidaritas sosial yang mampu menjembatani jurang antara yang mampu dan yang kekurangan. Ia juga mengingatkan bahwa kesalehan tidak hanya bersifat ritual, tetapi juga sosial.
“Kurban tidak hanya soal menyembelih hewan, tapi menyembelih ego dan keserakahan. Kita diuji: apakah kita rela berbagi, apakah kita ikhlas menolong orang lain, dan apakah kita peduli dengan penderitaan di sekitar kita,” tegasnya.
Di akhir pesan, KH. Muad Makki mendoakan agar umat Islam senantiasa diberi kekuatan untuk menjalankan ajaran agama dengan penuh keikhlasan dan istiqamah. Ia juga berharap semangat Idul Adha dapat menjadi penyemangat untuk terus berbuat baik dan menjaga persatuan bangsa.
“Mari jadikan Idul Adha sebagai titik balik untuk memperbaiki diri, memperkuat ibadah, dan mempererat tali silaturahmi. Semoga Allah menerima amal ibadah dan kurban kita semua.”
Pondok Pesantren Asshomadiyah sendiri dikenal sebagai salah satu pesantren yang aktif dalam kegiatan sosial dan keumatan di Madura, termasuk dalam penyaluran daging kurban ke masyarakat sekitar setiap tahunnya.