Guru, Penyala Cahaya dari Huruf ke Kehidupan

Ada ungkapan Sayyidina Ali karramallahu wajhah tentang penghormatan kepada guru menjadi salah satu pesan moral paling kuat dalam tradisi keilmuan Islam: قَالَ عَلِيٌّ كَرَّمَ اللَّهُ وَجْهَهُ: أَنَا عَبْدُ مَنْ عَلَّمَنِي حَرْفًا، إِنْ شَاءَ بَاعَ وَإِنْ شَاءَ اسْتَرَقَّ “Aku adalah hamba bagi orang yang mengajariku satu huruf. Jika ia mau, ia boleh menjualku; dan jika ia…

Read More

Di Mana Allah Menempatkanmu

Ibnu Atha’ilah al-Iskandari dalam Al-Hikam menulis mengatakan: إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَعْرِفَ قَدْرَكَ عِنْدَهُ فَانْظُرْ فِيمَا يُقِيمُكَ “Jika engkau ingin tahu kedudukanmu di sisi Allah, maka perhatikan di mana Dia menempatkanmu.” Kalimat ini mengajak kita berhenti sejenak dari keluh dan perbandingan. Sering kali kita merasa hidup tak adil, rezeki seret, posisi tak naik-naik, rencana gagal. Tapi…

Read More

Wamin Ta’dzīmi Syaikh, Ta’dzīmu Aulādihi: Adab Tasawuf di Tengah Modernitas

Dalam khazanah tasawuf, ada sebuah ungkapan yang menggambarkan kedalaman adab seorang murid terhadap gurunya: وَمِنْ تَعْظِيمِ الشَّيْخِ تَعْظِيمُ أَوْلَادِهِ Termasuk memuliakan seorang guru adalah memuliakan anak-anaknya. Ungkapan ini berakar dari tradisi adab al-‘ilm yang hidup di kalangan para sufi dan ulama. Dalam pandangan mereka, ilmu bukan sekadar transmisi pengetahuan, tetapi juga warisan cahaya (nūr) yang…

Read More